http://gunadarma.ac.id

Selasa, 11 Oktober 2011

pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap perkembangan sosial, dan hubungan antar masalah penduduk dengan perkembangan kebudayaan

1. Pengertian Penduduk
Gambar grafik piramida popularitas penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.

2. Pengertian Masyarakat
               Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah suatu kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. masyarakat juga adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Hal yang terpenting dalam masyarakat adalah pranata sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

3. Pengertian Kebudayaan
                
budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.

4. Hubungan antara Penduduk, masyarakat, dan Kebudayaan

HUBUNGAN MANUSIA (PENDUDUK)DENGAN KEBUDAYAAN
pada akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang memberi gambaran bahwa hanya manusia saja yang mampu berkebudayaan/menghasilkan kebudayaan dan sebaliknya tak ada ebudayaan tanpa manusia.
HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN KEBUDAYAAN
- Masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan manusia karena hanya manusia yang hidup bermasyarakat.
- dimana orang bermasyarakat akan timbul kebudayaan
- manusia , masyarakat dan kebudayaan merupakan kesatuan uth karena dari 3 unsur inilah kehiduap sosial berlangsung.


5. Permasalahan Penduduk
      A. Masalah Akibat Angka Kelahiran
     1. Total Fertility Rate (TFR)
         Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah seperti nampak pada tabel di bawah ini :
         Periode (tahun) TFR % Penurunan/tahun
         1967 -1970 5,605 1,7
         1971 -1975 5,200 2,3
         1976 -1979 4,680 2,8
         1980 -1984 4,055 3,9
         1987 -1990 3,222 2,1
         © 2003 Digited by USU Digital Library 2
         Sumber : BPS Jawa Timur, 1996
 Tingkat fertilitas secara keseluruhan dari periode 1981- 1984 ke periode 1986 -1989 turun sebesar 18 % atau sekitar 3,9% pertahun. Namun tingkat penurunan fertilitas mulai melambat atara periode 1986-1989 dan 1987-1990 yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun.
    2. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)
        Hasil SP71 dan SP80 masih menunjukan bahwa tingkat kelahiran untuk kelompok umur wanita 20-24 tahun adalah yang tertinggi. Namun demikian terjadi pergeseran ke kelompok umur (25 -29) tahun pada hasil SP80 dan ini akan memberikan dampak terhadap penurunan tingkat gfertilitas secara keseluruhan (Trend Fertilitas, Mortalitas dan Demografi, 1994: 18)
        Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait dengan SDM) sebagai berikut :
         1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.
         2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatif
   dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
        Jika ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM
        yang semakin menurun.

     B. Masalah akibat Angka Kematian

    Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan sebesar 51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per 1000 kelahiran, kemudian turun menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976. Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8 persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986 diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar 34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend Mortalitas, 66).
    Tabel Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)
    Tahun Nilai
    SP1971 45,7
    SP 1980 52,2
    SP 1990 59,8
    Sumber: BPS Jatim, 1996.
    Sejalan dengan penurunan AKB, AHH menunjukan kenaikan. Pada tahun
    1971 AHH adalah 45,7 yang kemudian naik 6,5 tahun menjadi 52,2 pada SP80 dan
    mengalami kenaikan 7,6 menjadi 59,8 pada SP90.
    Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :
    1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran
        pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
    2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang
        memadai bagi anak-anak (Balita).
    3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi
        Indonesia dimata dunia.
    Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :
    a) Kelahiran
       Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
   ! Partisipasi wanita dalam program KB.
        ! Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan
             penggunaan kontrasepsi.
   ! Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas
   ! Peningkatan ekonomi dan sosial.
    b) Kematian
       Angka kematian perlu ditekan :
   ! Pelayanan kesehatan yang lebih baik
   ! Peningkatan gizi keluarga
   ! Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)

   C. Masalah Komposisi Jumlah Penduduk
      1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia produktif yang  lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi
          dan hayat hidup.

      2) Aspek pemenuhan gizi.
          Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan
          makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak
          lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya
          nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0 -5 tahun). Akan
          mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental ( mental
          retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang.

      3) Aspek Pendidikan
          Pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan
          kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi
          kurang mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yung
          mengakibatkan pada kualitas pendidikan tersebut kurang

      4) Lapangan Kerja
          Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan
          lapangan kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu
          pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan
          lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan.
          Alternatif Pemecahan yang diperlukan :
         (a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.
         (b) Peningkatan masa pendidikan.
         (c) Penundaaan usia perkawinan

    D. Masalah Kependudukan dan Angkatan Kerja.
       Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun
       keatas.  Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (BPS :
       1994,30). Penduduk yang tergolong angkatan kerja dikenal dengan Tingkat
       Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
       TPAK menurut umur mengikuti pola huruf "U" terbalik. Angkatan rendah pada
       usia-usia muda karena sekolah, kemudian naik sejalan kenaikan umur sampai
       mencapai 25 -29 tahun, kemudian turun secara perlahan pada umur-umur
       berikutnya (antara lain karena pensiun).
       Angka kesempatan kerja yang merupakan pebandingan antara penduduk
       yang bekerja dengan angkatan kerja pada tahun 1993 cukup tinggi yaitu sekitar
       97,2%. Ini berarti angka penganguran kurang lebih hanya 2,8 0/00 (BPS:1994,30).
       Berdasarkan hasil sensus tahun 1994 jumlah TPAK sebesar 19.254.554
      (Sensus PBS; 1990,417) sedangkan jumlah penduduk mencapai 179.247.283 jiwa
      sehingga TPAK meskipun mungkin termasuk angkatan kerja. Melihat rasio TPAK dan
      Non TPAK tampaknya jauh tidak seimbang hal ini kemungkinan dapat menyebabkan
      masalah antara lain:
      (a) Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia kemungkinan bisa
           habis dikonsumsi sebagian besar penduduk.
      (b) Pendapatan perkapita akan rendah sehingga berpengaruh pada sektor ekonomi
           masyarakat.
      Alternatif Pemecahan Masalah :
      (a) Penyediaan lapangan kerja
      (b) Peningkatan mutu SDM melalui pendidikan dan keterampilan.

  E. Masalah Mobilitas Penduduk di Indonesia
     Masalah migrasi penduduk di Indonesia menjadi isu politik kependudukan di Indonesia.
       Mobilitas Antar Pulau
         Mobilitas antar pulau didominasi mobilitas penduduk di Pulau Jawa. Penduduk
         yang keluar dari Jawa sebanyak 3,6 juta jiwa tahun 1980 dan 5,3 juta jiwa tahun
         1990. Sebagian besar migrasi menuju Sumatera, yaitu 79,75% pada tahun 1980 dan
         68,70% pada tahun 1990. Dapat dimaklumi bahwa Pulau Jawa sebagai tujuan utama para   
         migran, karena di Pulau Jawa merupakan pusat perekonomian, pusat pendidikan, pusat
         pemerintahan dan pusat kegiatan sosial ekonomi lainnya. Migran terbesar yang
         masuk ke Pulau Jawa berasal dari Sumatera, karena Pulau Sumatera secara
         geografis berdekatan dengan Pulau Jawa dan sistim transportasi yang
         menghubungkan kedua pulau ini lebih bervariasi dan lebih banyak frekuensinya
         dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.

    Mobilitas Penduduk antar Pulau Propinsi
        Pola mobilitas di Jawa masih sangat besar. Di Jawa Timur jumlah pendatang
        masih didominasi migran sekitarnya terutama Jawa Tengah. Keadaan ini
        menunjukan bahwa pekembangan mobilitas terjadi karena peningkatan peranan lalu
        lintas di Pulau Jawa dan Sekitarnya termasuk Lampung, Sumatera Selatan sebagai
        akibat pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Sedang migran yang keluar dari
        Jawa Timur mayoritas menuju wilayah Indonesia Barat terutama Sumatera dan
        daerah pusat pertumbuhan ekonomi seperti Jakarta.
        Propinsi pengirim migran total terbesar adalah Jawa Tengah, yaitu 3,1 juta
        jiwa pada tahun 1980 dan 4,4 juta tahun 1990. Jawa Timur sebanyak 1,6 juta pada
        tahun 1980 dan 2,5 juta tahun 1990, disusul Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta
        (BPS 1994; 111).
    Mobilitas Penduduk dari Desa ke Kota
        Urbanisasi pada dasarnya adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang
        disebabkan perpindahan dari desa ke kota, dari kota ke kota, serta akibat proses
        perluasan wilayah perkotaan (Reklamasi).
        Permasalah yang Timbul :
        Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukan peningkatan yang
        terus menerus, hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan
        perkembangan industri, pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.
        Upaya Pencegahan:
        Pertumbuhan penduduk di perkotaan periode 1971-1980 jauh lebih pesat
        dibandingkan dengan periode 1980-1990, hal ini disebabkan periode 1971-1980
        pertumbuhan ekonomi masih terpusat didaerah perkotaan, sehingga penduduk
        banyak pindah ke perkotaan untuk memperoleh penghidupan yang lebih layak.
        Pada periode 1980-1990 pemeratan pembangunan mulai terasa sampai ke
        daerah pedesaan. Keadaan ini memungkinkan penduduk tidak lagi membangun
        daerah perkotaan, akan tetapi cendrung menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di
        pedesaan.
   F. Masalah Kepadatan Penduduk di Indonesia
      Dilihat dari jumlah penduduknya Indonesia termasuk negara terbesar ketiga
      diantara negara-negara sedang berkembang setelah Gina dan India. Hasil
      pencacahan lengkap sensus penduduk 1990, penduduk Indonesia berjumlah 179,4
      juta jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, julah penduduk pada tahun 1995
      mencapai 195,3 juta jiwa.
      Kepadatan di 27 Propinsi masih belum merata. Berdasarkan sensus penduduk
      tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di Pulau Jawa, padahal luas Pulau Jawa
      hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia. Dilain pihak, Kalimantan
      yang memiliki 28% dari luas total, hanya dihuni oleh 5% penduduk Indonesia.
      Dengan demikian kepadatan penduduk secara regional juga sangat timpang,
      sementara kepadatan per kilometer persegi di Pulau Jawa mencapai 814 orang, di
      Maluku dan Irian Jaya hanya 7 orang (BPS, 1994:29).
      Permasalahan yang timbul:
      Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan
      pembangunan baik phisik maupun non phisik yang selanjutnya mengakibatkan
      keinginan untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya
      bergerak dari daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang
      lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.
      Pemecahan Masalah:
      Untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan program pepindahan penduduk
      dari daerah padat ke daerah kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi.
      Sasaran utama program transmigrasi semula adalah untuk mengurangi
      kelebihan penduduk di Pulau Jawa. Tetapi ternyata jumlah penduduk yang berhasil di
      transmigrasikan keluar Jawa sangat kecil jumlahnya. Pada tahun 1953 direncanakan
      100.000 penduduk, tetapi hanya sebanyak 40.000 orang yang berhasil dipindahkan.

    G. Masalah Perkawinan dan Perceraian
       Perkawinan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruhi
       pertumbuhan penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh yang cukup besar
       terhadap fertilitas, karena dengan adanya perkawinan dapat meningkatkan angka
       kelahiran. Sebaliknya perceraian adalah merupalkan penghambat tingkat fertilitas
       karena dapat menurunkan angka kelahiran.
       Masalah yang timbul akibat perkawinan antara lain:
       1. Perumahan
       2. Fasilitas kesehatan
      Masalah yang timbul akibat perceraian meningkat adalah :
       1. Sosial Ekonomi
       2. Nilai agama yang lemah
      Alternatif Pemecahan :
      Perkawinan
      1. Menambah masa lajang.
      2. Meningkatkan masa pendidikan.
      Peceraian :
      1. Konsultasi Keluarga.
      2. Pendalaman Agama.

6. rumusan angka kelahiran
Ada 4 metode untuk menghitung tingkat kelahiran
crude birth rate (CBR) = mengukur dari suatu populasi jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun.
General fertility rate (GFR) – mengukur angka kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 45 tahun.
Standardised birth rate (SBR) – membandingkan struktur usia-jenis kelamin.
total fertility rate (TFR) – jumlah rata-rata anak yang diperkirakan akan dilahirkan seorang wanita sepanjang usia produktifnya untuk melahirkan.

tetapi yang sering dipakai untuk menghitung tingkat angka kelahiran adalah CBR rumusannya sebagai berikut :
CBR =  (b/p)*1000
Ket: b: briths ( jumlah kelahiran)
        p: population (jumah penduduk)
        1000 : konstanta
Contoh perhitungan :
Kota Y pada pada tahun 2011 memiliki jumlah penduduk 10 juta jiwa. Bila jumah seluruh kelahiran hidup di kota Y pada tahun 2011 sebanyak 200.000, maka CBR di kota Y adalah :
CBR    = (b/p)*1000
            = ( 200.000/10.000.000) *1000
            = 20,0
Artinya, terjadi 20 kelahiran dalam setiap 1000 penduduk di kota Y pada tahun 2011.
Jumlah penduduk yang diapakai idealnya adaah jumlah penduduk pada pertengahan tahun yaitu pada akhir bulan juni dan diawal bulan juli. Teteapi yang tersedia biasanya jumah penduduk pada suatu tahun tertentu atau di akhir tahun, maka pada praktiknya angka ini yang sering dipakai bia kita memiiki jumah data penduduk pada awal tahun dan akhir tahun, maka angka ini dijumahkan kemudian di bagi 2, hasilnya dianggap jumlah penduduk pada perteangahan tahun.

7. Pengertian Angka Kelahiran
Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu.
Angka KelahiranAngka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.

8. Dinamika Penduduk
                Dinamika penduduk adalah Perubahan keadaan penduduk. Faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk menyababkan jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau Negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di mulai pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990,2000 dan yang terakhir 2010.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk.

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
a. Kelahiran (natalitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Migrasi (perpindahan)
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.

Pendapat dari salah satu point
             Dari ke-8 point diatas saya lebih tertarik pada point ke-6 alasannya adalah karena point ke-6 tersebut membahas tentang rumusan angka kelahiran setiap tahun. setiap tahun pastinya penduduk bertambah. agar dapat mengkontrol jumlah penduduk di setiap wilayah maka harus diadakannya suatu perhitungan jumlah penduduk agar tidak terjadi permasalahan-permasalahan seperti ledakan penduduk. maka sensus menganjurkan kepada setiap keluarga agar melakukan KB (Keluarga Berencana) dimana setiap keluarga harus membatasi memiliki anak lebih dari 2. Jadi yang dianjurkan oleh BKKBN setiap keluarga hanya boleh memiliki maksimal 2 anak. agar tidak menimbulkan masalah-masalah seperti ledakan penduduk.


referensi :
- http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html
- http://ratihseptiaryani.blogspot.com/2009/12/penduduk-penduduk-atau-warga-suatu.html
- http://nilamwahyuni.blogspot.com/2010/10/hubungan-antara-pendudukmasyarakat-dan_5564.html
- http://geamble.blogspot.com/2010/03/pengertian-penduduk.html
- http://pipitembem23.wordpress.com/2010/11/05/hubungan-antara-pendudukmasyarakat-dan-kebudayaan/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
- http://id.wikipedia.org/wiki/Tingkat_kelahiran
- http://sytisahdina.blogspot.com/2010/07/dinamika-penduduk.html
- http://taadeers.blogspot.com/2010/10/dinamika-penduduk.html
- http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2144842-dinamika-penduduk-unsur-unsur-dinamika/
- http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=149:angka-kelahiran-kasar-atau-crude- birth-rate-cbr-provinsi-provinsi-di-indonesia&catid=40:data&Itemid=54
http://nurulnorri.blogspot.com/2010/10/permasalahan-penduduk-rumusan-angka.html  

    

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © ita G4ever