http://gunadarma.ac.id

Selasa, 04 Oktober 2011

ISD Sebagai Salah Satu MKDU

1.      Tujuan Pendidikan Umum di Perguruan Tinggi
Tujuan pendidikan tinggi pada dasarnya hendak turut memelihara keseimbangan wacana kehidupan sistem kelembagaan masyarakat yang hakekatnya berarah ganda menuju kadar intelektual meningkat dan kedewasaan moral dimana diperlukan pendekatan khusus untuk penyelesaian permasalahannya. Penyelesaian tersebut memerlukan pendekatan kommpromistis. Dalam menghadapi permasalah pembangunan, pendidikan tinggi tidak sekedar proaktif berpartisipasi dalam pembangunan meterial jangka pendek, harus berpegang teguh pada berbagai keyakinan yang secara fundamental memberikan watak pada misi pendidikan tinggi, yaitu perhatian yang mendalam pada etika dan moral yang luhur. Didalam keterpurukan yang berlarut hingga dewasa ini , disadari bahwa permasalah utamanya adalah moral dan tatanan moral masyarakat. Ini dapat di lihat dari ketidaktaatan terhadap aturan baku yang telah disepakati bersama, aturan sering dikesampingkan demi kepentingan sesaat. Oleh karena itu urgensi misi pendidikan tinggi kedepan adalah memperbaiki tatanan moral masyarakt, pendidikan tinggi harus memandang tatanan moral sebagai bagian dari mata rantai usaha pendidiakn bagsa , pada hakekatnya merupakan proses regenerasi moral yang luhur.
2.      3 Kemampuan yang Diharapkan Dihasilkan dari Lulusan Pendidikan Tinggi, dintaranya yaitu:
  
1.        Memiliki kemampuan profesionalisme: nilai dan sikap yang memungkinkannya berpartisipasi secara aktif dan cerdas dalam roses politik; Memiliki kemampuan, etos kerja, dan disiplin kerja yang memungkinkannya aktif dan produktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi.
2.       Memiliki kemampuan akademis; sikap ilmiah untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kemampuan penelitian dan pengembangan;
3.      Memiliki kemampuan personal: kepribadian yang mantap, berkarakter, dan bermoral,serta berakhlak mulia.  


3.      Latar Belakang Diberikan ISD Untuk Mahasiswa
1.      Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi bahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda. Yang pendidikannya bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi tukang yang mengisi birokrasi mereka.
2. Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi dianggap seolah – olah tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya sertak perkembangan masyarakat.
4.      Pengertian dari ISD
ISD (Ilmu Sosial Dasar) adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah). ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

5.      Tujuan  dari ISD

Tujuan diberikannya ISD sebagai MKDU tidak lain adalah untuk
1.      membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik

2.       Pembinaan untuk Mahasiswa agar Memahami dan menyadari adanya kenyataan – kenyatan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada masyarakatnya. Peka terhadap masalah – masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha – usaha menanggulanginya. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mempelajari secara kritis – interdisipliner.

6.      3 Kelompok Ilmu Pengetahuan  dari ISD
1. Ilmu alamiah adalah ilmu yang mempelajari tentang alam, yang berhubungan lingkungan alam seperti fisika, kimia, biologi,astronomi, botani dll.
2. Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari sosial manusia di lingkungan sekitar seperti sosiologi, ekonomi, politik, antropologi sejarah, psikologi, geogrofi dll.
3. Ilmu budaya adalah ilmu yang mempelajari adat istiadat atau kebiasaan hidup manusia di suatu wilayah seperti bahasa, agama, kesusastraan,
kesenian, dll.
      Dari perkembangan ilmu sosial timbul paham study sosial yang disebut ilmu pengetahuan sosial. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Yang termaksud pada pelajaran IPS, yaitu geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi dll.

7. Pengertian Masalah Sosial
                     Menurut Soerjono soekato masalah social adalah sesuatu ketidaksesuaian antara undur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan keidupan kelompok social. Jika terjadi bentrokan antara unsure-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan social seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
                     Masalah social muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Tang dapat menjadi sumber masalah social dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi social, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya contohnya antara lain :
-          Kejahatan
-          Kemiskinan
-          Anti perilaku sosial
-          Penyalahgunaan obat
-          Penyalahgunaan alkohol
-          Ekonomi perampasan
-          pengangguran



   Masalah sosial merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, tapi paling tidak dapat meminimalisirnya. Maka barang tentu dibutuhkan pendidikan ilmu sosial dasar (ISD) sebagai salah satu mata kuliah dasar umum di sekolah (MKDU). Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku dimasyarakat



8.      Contoh dari Masalah Sosial
           Berikut adalah salah satu contoh masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta:

Banyak masalah yang terjadi di Indonesia. Mulai dari masalah ekonomi, masalah politik, sampai masalah social. Masalah yang lebih sring terjadi di kehidupan seharu-hari adalah masalah sosial. Banyak sekali masalah sosial yang terjadi di Indonesia, terutama di Jakarta.

Jakarta, kota yang merupakan ibukota Indonesia. Gedung-gedung tinggi mobil-mobil, sampai kesesakan di jalan sangat sering ditemui di sini. Biarpun begitu, kota ini merupakan sumber mimpi masyarakat di Indonesia. Hamper semua orang dari daerah menginginkan untuk dating ke Jakarta dan mempunyai status ekonomi  yang lebih baik. Mereka semua dating ke Jakarta tanpa bekal yang cukup. Padahal, Jakarta tidak menjanjikan kemajuan ekonomi bagi yang mendatanginya. Tetapi, tetap saja semua orang dating ke Jakarta dan rela bekerja menjadi apa saja. Tukang sapu, pemulung, pengemis, sampai PSK. Semua dikerjakan hanya agar tetap hidup di Jakarta. Sebetulnya tidak terlalu masalah dengan hal-hal tersebut, tetapi, mereka sudah terlalu banyak. Nah, jumlah mereka yang terlalu banyak inilah yang membuat banyak masalah di Jakarta. Terlalu banyak pengemis di jalan-jalan ibukota. Terlalu banyak orang-orang yang mempunyai rumah dibantran kali. Dan juga terlalu banyak orang yang menjadi copet, waria, sampai pelacur. Bukankah masalah ini merisaukan?

Pengemis-pengemis yang berada di perempatan jalan selalu ada di Jakarta. Anak-anak yang membawa alat music di tangannya. Ibu-ibu yang membawa bayi dan mangkuk plastik serta bermuka melas, juga bapak-bapak yang mempunyai luka menjijikan di kakinya. Semuanya adalah pengemis. Ya, pengemis yang mengharap belas kasihan orang yang menaiki mobil. Banyak orang yang member mereka uang, tetapi banyak juga yang tidak. Alasannya, mulai dari “tidak ada uang receh”, sampai jijik melihat si pengemis yang mempunyai luka menganga yang dikerubungi lalat-lalat besar. Padahal, belum tentu luka itu adalah luka sungguhan. Di televisi, banyak acara-acara yang memperlihatkan bahwa luka para pengemis itu palsu. Mengapa mereka mencoba menipu para pengemudi kendaraan yang lewat? Itulah ertanyaan yang ditanyakan oleh para penonton acara televisi tersebut. Banyak yang menjawab: “yah, mereka kan mau mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan membuat iba si pengguna jalan”. Apakah benar? Mereka membutuhkan uang, tetapi janganlah berbuat seperti ini. Menipu orang bukan perbuatan baik.
      Ini sangat ironis.
Hal yang paling diperhatikan oleh pemda DKI adalah rumah-rumah non permanen yang ada di sepanjang pinggiran kali. Biasanya rumah-rumah ini disebut rumah kardus, karena terbuat dari kardus dan tripleks yang ditempel-tempel. Mengapa mereka hidup dan tinggal disini? Padahal biasanya kali yang mereka pakai untuk mencuci sampai buang iar adalah kali milik PAM, yang dibuat untuk aliran air minum! Tidakkah ini sangat jorok. Kalau di tanyakan, mereka pasti menjawab “ tidak ada tempat yang lain lagi “, padahal tanah di situ bukan milik mereka. Tapi, kalau digusur, mereka minta ganti rugi. Lho? Ini kan aneh. Memang mereka patut dikasihani, tetapi mengapa sudah sadar tidak mampu, tetap mengambil keputusan untuk tinggal di Jakarta? Kan hanya menambah msalah saja. Nah, hal satu ini amat sangat dirisaukan ileh masyarakat. Hal ini adalah pencopetan dan penodongan. Ya, banyak sekali pencopetan terjadi di Jakarta. Penodong juga kerap kali terjadi. Lagi-lagi karena masalah ekonomi! Baru dating ke Jakarta, tidak mendapat pekerjaan, tidak ada jalan lain, lalu mencopet, menodong,dan merampok. Waduh, sangat merisaukan sekali. Polisi juga susah menangkapnya. Lain lagi dengan waria dan PSK yang banyak di Jakarta. Mreka tidak membuat keributan dan ketakutan di masyarakat. Namun, tidaklah ini merisaukan. Jalan-jalan protocol pada malam hari dipenuhi oleh orang-orang ini. Bukanlah pekerjaan ini hanya menimbulkan dosa dan cemoohan masyarakat? Ya memang, tetapi masih banyak saja yang melakukan pekerjaan ini, razia yang sudah berkali-kali dilakukan oleh polisi tetap saja tidak membuat mereka jera. Mengapa mereka masih banyak disana? Karena masih banyak juga yang mencari mereka. Orang-orang hidung belang yang selalu menghambur-hamburkan uangnya. Bukankah ini masalah juga? Dia menghambur-hamburkan uang sementara orang-orang lain yang sudah disebutkan diatas sangat kesulitan mencari uang.  

Ini sangat ironis
Masalah-masalah yang tersebut di atas hanya sekedar contoh kecil dari masalah sosial yang ada di Jakarta. Hal-hal ini sangat merisaukan masyarakat biarpun ada juga yang menyukainya. Sebaiknya polisi lebih memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang ada. Dan juga, kita sebagai masyarakat yang baik, tidak mengikuti jejak-jejak mereka. Semoga Indonesia menjadi Negara yang bersih dan makmur.
9.      Pendapat Sendiri Mengenai Salah Satu Point
      Dari semua point diatas saya lebih tertarik pada point ke 8 soal mengenai contoh masalah sosial. Seperti yang sudah dijelaskan di point ke 8 masalah sosial di Jakarta memang sangat memperhatinkan mulai dari kemiskinan, penganguran, banyaknya pengemis, banyaknya anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan dan hidup yang layak dijadikan pengemis dan pengamen jalanan dan lain sebagainya di karenakan pemikiran masyarakat yang masih minim atas soal mencari lahan pekerjaan. Sebenarnya bukan hanya di Jakarta saja tempat untuk mencari uang. Sebernarnya di tempat masyarakat tinggal sebelum ke Jakarta pun masih banyak lahan untuk membangun lapangan pekerjaan di karenakan pengetahuan dan pendidikan masyarakat tersebut masih minim yang menjadikan kota jakartalah satu-satunya tempat untuk mendapatkan uang. Sebenarnya justru tempat tinggal merekalah yang lebih mendatangkan rezeki bagi mereka. Bagi masyarakat di daerah pegunungan bisa membuka lahan pekerjaan seperti iptek pertanian, perkebunan. Sedangkan di daerah laut atau dekat sumber mata air bisa membuka lahan pekerjaan budi daya ikan dan sebagainya. Dari ide pemikiran untuk membuat lahan pekerjaan sendiri seperti itulah yang dapat membawa rezeki bagi mereka. Sedangkan mencari uang di Jakarta sudah pendidikan dan pengetahuannya sangat minim, mendapatkan pekerjaan yang tidak layak seperti menjadi pengemis,PSK,pengamen jalanan dan tinggal di rumah yang tidak layak pakai. Dan seharusnya pemerintah harus bisa lebih mengontrol masyarakat yang datang ke Jakarta bila kedapatan masyarakat yang menjadi pengemis ataupun pekerjaan yang tidak layak di pulangkan ke tempat tinggalnya dan diberikan pengarahan untuk membuka lahan pekerjaan sendiri agar untuk mengurangi jumlah pengemis dan pekerjaan yang tidak layak berkurang. Dan kehidupan masyarakat di Indonesia bisa lebih makmur dan sejahtera.

Referensi :






6.      http://www.scribd.com/doc/48961746/PENGERTIAN-DAN-RUANG-LINGKUP-ILMU-SOSIAL

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © ita G4ever